Kamis, 07 Februari 2013

RAHASIA KELEMAHAN SETAN

Allah SWT telah memerintahkan seorang
Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap
Rasulullah saw untuk memberitahu segala
rahasianya, baik yang disukai maupun yang
dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan
derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai
peringatan dan perisai kepada umat manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan
berkata, “Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha
Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk
menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau
buka segala rahasiamu dan apapun yang
ditanya
Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan
sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta
walau satu perkataan pun, niscaya akan
terputus
semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa
dengan azab yang amat keras.”
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu,
Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia
menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar
sebagai seorang tua yang buta sebelah
matanya
dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya
seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak
juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut
Iblis (alaihi laknat),
“Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab
salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di
sisi
Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah, “Hai
Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau
menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba
menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s
sehingga keluar dari syurga, Habil mati
teraniaya
dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi
Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika
dia sedang sujud sembahyang hingga dia
sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud
dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman
meninggalkan kerajaannya karena engkau
menyamar sebagai isterinya dan begitu juga
beberapa Anbiya dan pendeta yang telah
menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di
sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku
tidak hendak menjawabnya karena diharamkan
Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis,
raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar
diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?”
Taklimat Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau
marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya
maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah
diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu
dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi
Adam
hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa
yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan
satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku
berani menyembunyikannya.”
Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama
Allah
dan berkata, “Ya Rasulullah! Sekiranya aku
berdusta barang sepatah pun niscaya hancur
leburlah badanku menjadi abu.”
Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun
tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah
satu peluangku untuk menyiasati segala
perbuatannya agar didengar oleh sekalian
sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi
perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
“Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu
dan
bagaimana aku terhadapmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling
besar di antara segala musuhku di muka bumi
ini.”
Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan
Iblis
pun menggeletar karena ketakutan. Sambung
Iblis, “Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat
merubah diriku seperti sekalian manusia,
binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara
pun
tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak
dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.
Kiranya aku menyerupai dirimu, maka
terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut
iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir
karena engkau berusaha memberi nasihat dan
pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk
agama Islam, begitu jugalah aku berusaha
menarik mereka kepada kafir, murtad atau
munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam
dari jalan benar menuju jalan yang sesat
supaya
masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya
bersamaku.”
Pertanyaan Nabi (2):
“Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada
makhluk Allah?”
Jawab Iblis:
“Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang
merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki
yang bukan suaminya, setengahnya hingga
mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku
goda semua manusia supaya meninggalkan
sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat
durhaka, aku lalaikan dengan harta benda
daripada emas, perak dan permata, rumahnya,
tanahnya, ladangnya supaya hasilnya
dibelanjakan ke jalan haram.
Demikian juga ketika pesta yang bercampur
antara lelaki dan perempuan. Disana aku
lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang
peraturan dan minum arak. Apabila terminum
arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan
malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan
terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar,
datang perasaan hasad dengki hingga kepada
pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara
mereka, terpaksalah mereka mencari uang
hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu
hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat,
aku
akan rayu mereka supaya mereka
menangguhkannya. Bertambah keras aku goda
supaya menambahkan maksiat dan mengambil
isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah
rasa ria, takabur, megah, sombong dan
melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya,
mereka akan gemar berdusta, mencela dan
mengumpat. Demikianlah aku goda mereka
setiap saat.”
Pertanyaan Nabi (3):
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah
melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan
faedah bahkan menambahkan laknat yang
besar
serta siksa yang besar di neraka yang paling
bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang
menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan
usiamu?
Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang
memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi
kekuatan anggota badanmu?”
Jawab Iblis:
“Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah
Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan
takabur membuatku menjadi jahat sebesar-
besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah
beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh
Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari
satu
langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku
tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian
Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak
menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka
akupun membantah. Lalu Allah menciptakan
lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh
Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu,
kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah
murka kepadaku dan wajahku yang tampan
rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi
keji
dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian
Allah menjadikan Adam raja di syurga dan
dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa)
yang
memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah
dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui
Siti
Hawa yang menyuruh Adam memakan buah
Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke
dunia.
Keduanya berpisah beberapa tahun dan
kemudian dipertemukan Allah (di Padang
Arafah), hingga mereka mendapat beberapa
orang anak. Kemudian kami hasut anak
lelakinya
Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu
pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu
daya aku lakukan hingga Hari Kiamat.
Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta
bala
tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit
untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang
menyuruh manusia berbuat ibadat serta
balasan
pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun
ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain
aripada apa yang sebenarnya aku dapatkan,
dengan berbagai tipu daya hingga tersesat
dengan berbagai kitab bid’ah dan carut-marut.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka
aku
tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit
serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat
yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika
aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat
akan melontarkan anak panah dari api yang
menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang
terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya
terbakar menjadi abu. Maka besarlah
kesusahanku dan bala tentaraku untuk
menjalankan tugas menghasut.”
Pertanyaan Nabi (4):
“Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu
dari
manusia?”
Jawab Iblis:
“Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya,
imannya kepada kafir juga ada dari segi
perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya.
Jika tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan
cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan
mereka
akan terjerumus mengikut kemauan jalanku”
Pertanyaan Nabi (5):
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah,
bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah
badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku
kerahkan berpuluh-puluh iblis datang
menggoda
seorang manusia, pada setiap anggota
badannya.
Setengah-setengahnya datang pada setiap
anggota badannya supaya malas sholat, was-
was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada
pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, sentiasa
hendak cepat habis sholatnya, hilang
khusyuknya
– matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan,
telinganya senantiasa mendengar orang
bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah
Iblis duduk di belakang badan orang yang
sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud
berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan
dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis
sholatnya, itu semua membawa kepada
kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat
menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan
menghukum mereka dengan seberat-berat
hukuman.”
Pertanyaan Nabi (6):
“Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah,
bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah,
maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus
segala uratku lalu aku lari daripadanya.”
Pertanyaan Nabi (7):
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah,
bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku
karena mereka telah mencukupkan rukun
Islamnya.”
Pertanyaan Nabi (8):
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana
keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling
besar
bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal bulan
Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy
dan
Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut
dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa,
Allah akan mengampunkan segala dosa yang
lalu
dan digantikan dengan pahala yang amat besar
serta tidak dicatatkan dosanya selama dia
berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah
segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat,
bulan,
bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang
malam mendoakan ampunan bagi orang yang
berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa
ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab
neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup
manakala semua pintu syurga dibuka seluas-
luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah
Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat
lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu
mulai berpuasa, dengan perintah Allah
datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya
menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan
ifrit
lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi
panas
dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi
yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab
yang lain telah menunggu kami. Setelah habis
umatmu berpuasa barulah aku dilepaskan
dengan perintah agar tidak mengganggu
umatmu. Umatmu sendiri telah merasa
ketenangan berpuasa sebagaimana mereka
bekerja dan bersahur seorang diri di tengah
malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan
biasa.”
Pertanyaan Nabi (9):
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku
menurutmu?”
Jawab Iblis:
“Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar –
besar
seteruku. Tiada upayaku melawannya dan tiada
satu tipu daya yang dapat masuk kepada
mereka.
Karena engkau sendiri telah berkata: “Seluruh
sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika
kamu mengikuti mereka, maka kamu akan
mendapat petunjuk.”
Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum
bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya,
apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia
begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia
menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri
telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi
dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar,
maka akan lebih berat amal kebajikan Abu
Bakar.
Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu
karena engkau menikah dengan anaknya,
Saiyidatina Aisyah yang juga banyak
menghafadz
Hadits-haditsmu.
Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani
aku
pandang wajahnya karena dia sangat keras
menjalankan hukum syariat Islam dengan
seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka
gemetarlah segala tulang sendiku karena
sangat
takut. Hal ini karena imannya sangat kuat
apalagi engkau telah mengatakan, “Jikalau
adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh
menggantikan aku”, karena dia adalah orang
harapanmu serta pandai membedakan antara
kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa
bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak
membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar,
penghulu orang mati syahid dan menjadi
menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya,
banyak Malaikat datang melawat dan memberi
hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat
malu kepadanya hingga engkau mengatakan,
“Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir
rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan
dakwat merah, nescaya mendapat pahala
seperti
pahala Usman mati syahid.”
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut
karena hebatnya dan gagahnya dia di medan
perang, tetapi sangat sopan santun, alim
orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang
beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka
karena dia sangat kuat beribadat serta beliau
adalah golongan orang pertama memeluk
agama
Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya
kepada sebarang berhala. Bergelar ‘Ali
Karamullahu Wajhahu’ – dimuliakan Allah akan
wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau
sendiri berkata, “Akulah negeri segala ilmu dan
Ali itu pintunya.” Tambahan pula dia menjadi
menantumu, semakin aku ngeri kepadanya.”
Pertanyaan Nabi (10):
“Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama
seperti hujan dari langit yang menghidupkan
segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi
nasihat kepada manusia supaya mengerjakan
perintah Allah serta meninggalkan laranganNya
seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu adalah pelita
dunia dan pelita akhirat.” Yang kedua umat
tuan
seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur
dan
ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal
soleh,
tawakal dan kebajikan. Yang ketiga umatmu
seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta
dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka
akupun bersukacita lalu masuk ke dalam
badannya, aku putarkan hatinya ke lautan
durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti
kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang
kepada
dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada
masa beramal ibadat, tidak hendak
mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat.
Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan
apabila
diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka
dilupakan
beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang
tenggelam dengan istana mahligainya. Bila
umatmu terkena penyakit tidak sabar dan
tamak,
dia senantiasa bimbang akan hartanya dan
setengahnya asyik hendak merebut dunia harta,
bercakap besar sesama Islam, benci dan
menghina kepada yang miskin, membelanjakan
hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan
perempuan lacur.”
Pertanyaan Nabi (11):
“Siapa yang serupa dengan engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang meringankan syariatmu dan
membenci orang belajar agama Islam.”
Pertanyaan Nabi (12):
“Siapa yang mencahayakan muka engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi
palsu, pemungkir janji.”
Pertanyaan Nabi (13):
“Apakah rahasia engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Jika seorang Islam pergi buang air besar serta
tidak membaca doa pelindung syaitan, maka
aku
gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya
tanpa dia sadari.”
Pertanyaan Nabi (14):
“Jika umatku bersatu dengan isterinya,
bagaimana hal engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika umatmu hendak bersetubuh dengan
isterinya serta membaca doa pelindung syaitan,
maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku
akan
bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan
bercampurlah benihku dengan benih isterinya.
Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar
kepada pekerjaan maksiat, malas pada
kebaikan,
durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu
bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka
makan
tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu
makan daripadanya. Walaupun mereka makan,
tiadalah merasa kenyang.”
Pertanyaan Nabi (15):
“Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya
engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali
bertaubat kepada Allah, menangis menyesal
akan perbuatannya. Apabila marah segeralah
mengambil air wudhu’, maka padamlah
marahnya.”
Pertanyaan Nabi (16):
“Siapakah orang yang paling engkau lebih
sukai?”
Jawab Iblis:
Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur
atau
mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu
kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku
mengecilkan diri, bersarang, bergantung,
berbuai
seperti pijat pada bulu itu.”
Pertanyaan Nabi (17):
“Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang
yang matanya terbuka (mendusin) di waktu
subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku
lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua
pada waktu zuhur, asar, maghrib dan isya’, aku
beratkan hatinya untuk sholat.”
Pertanyaan Nabi (18):
“Apakah jalan yang membinasakan diri
engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang banyak menyebut nama Allah,
bersedekah dengan tidak diketahui orang,
banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan
sholat tengah malam.”
Pertanyaan Nabi (19):
“Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata
engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang duduk di dalam masjid serta
beriktikaf di dalamnya”
Pertanyaan Nabi (20):
“Apa lagi yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya,
mendengar kata mereka, membantu makan
pakaian mereka selama mereka hidup, karena
engkau telah bersabda, ‘Syurga itu di bawah
tapak kaki ibu’”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar